Peristiwa Pertempuran 10 November di Surabaya
-
- Setelah Perang Dunia II berakhir dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Sekutu (termasuk Inggris) datang ke Indonesia dengan tujuan melucuti senjata tentara Jepang dan mengembalikan kekuasaan Belanda (NICA).
Kedatangan Sekutu ini menimbulkan konflik di Surabaya. Puncaknya adalah pertempuran di Hotel Yamato pada 27 Oktober 1945, di mana perobekan bendera Belanda menjadi bendera Merah Putih memicu kemarahan Sekutu dan pertempuran lebih lanjut.
Insiden ini diperparah dengan tewasnya Komandan Pasukan Inggris, Brigadir Jenderal Mallaby, pada 30 Oktober 1945, yang kemudian memicu serangan balasan Sekutu secara besar-besaran pada 10 November 1945.
- Setelah Perang Dunia II berakhir dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Sekutu (termasuk Inggris) datang ke Indonesia dengan tujuan melucuti senjata tentara Jepang dan mengembalikan kekuasaan Belanda (NICA).
- Pada 10 November 1945, terjadi pertempuran besar-besaran yang melibatkan para pejuang Indonesia, tentara, milisi, dan rakyat Surabaya melawan pasukan Sekutu.
Semangat juang rakyat sangat berkobar, dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Bung Tomo melalui pidato-pidatonya yang mengobarkan semangat melalui radio.
Pertempuran ini dikenal sebagai pertempuran yang paling sulit dan heroik dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia.
- Pertempuran Surabaya ini menjadi simbol semangat perlawanan dan pengorbanan para pahlawan Indonesia.
Untuk mengenang dan menghormati pengorbanan tersebut, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959.
Kota Surabaya pun dikenal sebagai “Kota Pahlawan” karena peristiwa bersejarah ini.
